Rabu, 24 Juni 2015

DIAN SAKTI ENTREPRENEUR


Salah satu surat kabar memberitakan bahwa lulusan SMA di Indonesia 60% melanjutkan study di Perguruan Tinggi sementara 40% nya mencari kerja, menikah dan menjadi pengangguran. Lulusan SMK 8% melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi, sementara 92% nya mencari kerja, menikah dan menjadi pengangguran. Fakta yang tak dapat dianggap sepele karena ini salah satu persoalan bangsa terkait dengan kesediaan lanpangan kerja.
Indonesia tidak kekurangan tenaga terampil karena setiap tahun lulusan SMK jumlahnya cukup fantastik tetapi kekurangan praktisi kewirausahaan. Masalahnya kesediaan lapangan kerja sangat tidak seimbang dibanding  dengan jumlah tenaga kerja yang membeludak setiap tahunnya. Oleh karena itu tidak heran jika Indonesia termasuk pengeksport tenaga kerja paling besar di dunia. Persoalan ini akan terus menjadi beban pemerintah dan bangsa. Angka kejahatan akan terus meningkat, kenakalan remaja akan semakin besar. Pengangguran pasti menjadi salah satu pemicu, di samping budaya global dan hebatnya generasi digital yang semakin menyuburkan kenakalan remaja yang sudah pasti tidak mudah dikendalikan.
Dalam rangka memberikan kontribusi yang nyata atas persoalan bangsa yang serius ini SMA Kristen Dian Sakti bertekad memulai langkah kecil untuk berwirausaha di lingkup sekolah. Hal itu karena Dian Sakti merupakan lembaga pendidikan yang menyadari pentingnya entrepreneur (kewirausahaan) diajarkan dan dipraktikkan di Sekolah.  Hal ini selaras dengan arahan dalam Sistem Pendidikan Nasional. Memang tak mungkin  dapat serta merta member jawaban atas persoalan besar bangsa ini terkait dengan ketidakseimbangan ketersediaan tenaga kerja dan kurangnya lapangan kerja. Namun langkah kecil lebih bernilai dari pada hanya bermimpi besar.  Para orang tua dan wali murid yang menyekolahkan putra putrinya di SMA Kristen Dian Sakti suatu hari akan menikmati buah dari entrepreneurship di lingkup sekolah. Memang tidak semua anak memiliki minat terhadap entrepreunership, tetapi mereka yang terlatih akan membentuk jiwa kewirausahaan itu kelak ketika mereka didesak oleh kebutuhan.
Terhitung mulai awal Juni 2015 ini Dian Sakti mempersiapkan mentor yang mau bekerja dari nol. Menciptakan manajemen-nya dan membuat sistemnya. Kini anak-anak yang berasrama akan menjadi murid-murid yang pertama untuk dilatih secara sederhana tentang kewirausahaan. Bukan pekerjaan mudah, karena input anak-anak asrama hampir semua belum terbiasa bekerja. Mereka hanya tahu sekolah, belajar, kerja praktis untuk dirinya sendiri. Ke depan mereka akan terbiasa untuk hal baru, yaitu menggunakan waktu-waktu luang mereka untuk bekerja menghasilkan uang.
Jika menengah diberi muatan entrepreneur dalam kurikulum dan didasarkan pada pendidikan karakter, maka hasilnya akan lebih berhasil guna.  Anak-anak didik tidak hanya berprestasi dalam akademisnya, tetapi juga sikap dan jiwa kewirausahaannya.
Akhirnya, kami keluarga besar Dian Sakti memohon dukungan dari para orang tua dan wali, bahkan masyarakat luas yang tinggal di seputar Kecamatan Kesamben dan sekitarnya untuk mendorong putra putrinya, tetangga-tetangganya yang usia sekolah  untuk tidak ragu lagi mendaftarkan mereka di SMP-SMA Kristen Dian Sakti. Mereka yang mengalami kesulitan biaya kami akan berusaha untuk membantu mereka. Sekolah bukan saja memperoleh ilmu (kognitif), tetapi juga sikap (etitude), dan kewirausahaan (entrepreneurship).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar